KOPI yang sekarang dikenal sebagai minuman populer di seluruh penjuru dunia awalnya hanya tumbuh di Afrika, tepatnya di Ethiophia. Sebuah legenda masyhur tentang penemuan Kopi sebagai minuman adalah cerita tentang Kaldi seorang pengembala kambing yang menyaksikan kambing peliharaannya terlihat sangat gembira setelah memakan buah dari sejenis tanaman perdu yang berwarna merah ketika sudah matang. Kaldi kemudian mencoba merebus buah ini dan meminumnya, dia merasakan sensasi yang menyenangkan.
Belakangan, mulai ditemukan cara yang lebih nikmat dalam mengkonsumsi kopi. Dalam waktu yang lama kopi menjadi minuman istimewa yang hanya dikonsumsi para raja dan kaum bangsawan. Dari mana kopi di dapat menjadi rahasia yang ditutup rapat. Belakangan kopi mulai keluar dari Afrika dan menjadi minuman favorit para bangsawan dan orang kaya di Eropa. Tapi saat itu asal-usul kopi masih misteri, yang orang tahu bahwa tata niaga kopi sepenuhnya dikuasai oleh para pedagang Arab. Dari sinilah muncul istilah KOPI ARABICA.
Pada saat itu tentu saja harga kopi demikian mahal, dan banyak orang dari penjuru dunia yang tergiur untuk terlibat di bisnis komoditas ini, tapi para pedagang arab menutup rapat rahasia asal-usul komoditasnya yang sangat berharga itu.
Pada akhir abad ke 19, seorang pedagang Belanda berhasil mencuri bibit kopi dari saudagar Arab di sebuah Pelabuhan di Yaman yang bernama Mocha. Oleh si Belanda, bibit kopi yang dicuri itu dibawa ke wilayah koloni negaranya, Jawa, tepatnya di lereng pegunungan Ijen di bagian ujung timur pulau ini. Ternyata kopi tumbuh subur di sana.
Dan dengan itu berakhirlah monopoli Arab pada komoditas Kopi, Belanda kini jadi pemain baru. Sejak saat itu tidak hanya Arabica yang dikenal dalam istilah kopi, tapi juga muncul istilah JAVA untuk menyebut minuman kopi, kadang istilah ini dipadukan dengan Mocha, menjadi Mocha Java. Ini merujuk pada Kopi Jawa yang berasal dari bibit yang dicuri Belanda di Mocha. Sekarang istilah JAVA ini menjadi lebih terkenal lagi ketika seorang programmer pecandu kopi mengabadikannya menjadi nama sebuah program komputer dengan logo secangkir kopi hangat yang mengepulkan asap. Dari Jawa kopi mulai tersebar ke seluruh penjuru dunia.
Awalnya Kopi dari Jawa dibawa ke Perancis untuk diteliti dan dimuliakan di pusat pengembangan tanaman di Perancis. Dan lagi-lagi seorang perancis yang memiliki tanah di koloni negara itu di Amerika Selatan berhasil mencuri tanaman ini, dan mengembangkannya di sana dan kemudian Amerika Selatan pun menjadi produsen kopi terbesar di dunia hingga hari ini.
Akhirnya Kopi menjadi komoditas dunia yang konon sekarang merupakan komoditas perdagangan terbesar kedua di dunia setelah Minyak. Awalnya, Belanda menanam kopi di semua tempat. Tapi ternyata mutu kopi tersebut tidak sama di semua tempat. Melalui riset Belanda menemukan bahwa kopi yang tumbuh di dataran tinggi mutunya lebih baik dibanding kopi yang ditanam di dataran rendah. Belakangan diketahui, ini terjadi karena kopi yang ditanam di dataran rendah, terlalu cepat matang karena diakibatkan hawa panas sehingga bijinya menjadi ringan karena belum cukup banyak nutrisi yang diserap dari tanah. Lebih parah lagi, pada tahun 30-an, hampir semua perkebunan kopi milik Belanda di Jawa hancur akibat terserang hama karat daun.
Riset kembali dilakukan, akhirnya ditemukan fakta bahwa di wilayah tropis yang dekat dengan khatulistiwa, tanaman kopi hanya bisa tumbuh dengan baik di daerah dengan ketinggian di atas 800 meter. Masalahnya, di Jawa dan seluruh koloni Belanda di Hindia, tidak banyak daerah yang memenuhi syarat itu (Belakangan ditemukan spesies kopi lain yang tahan hama karat daun dan bisa tumbuh di dataran rendah, jenis kopi ini kemudian dikenal dengan nama Kopi Robusta, berasal dari kata ROBUST yang kurang lebih berarti tangguh, tapi sayangnya spesies kopi ini kurang disukai para peminum kopi di eropa).
0 komentar:
Posting Komentar