Sebagaimana dipraktikkan oleh para petani, usaha produksi lele lokal maupun lele dumbo dipisahkan menjadi usaha pembenihan dan usaha pembesaran. Pola pengusahaan itu pada prinsipnya sama, tetapi dalam budi daya lele istilah pembenihan/pendederan dan pembesaran ditentukan oleh ukuran lele hasil panennya. Apabila ukuran lele hasil panen adalah ukuran konsumsi maka disebut sebagai tahap pembesaran. Namun, bila ukuran lele hasil panen adalah benih (akan dibesarkan lagi) maka disebut sebagai pembenihan/pendederan.
Oleh karena itu, ada istilah pembenihan I (hasilnya untuk didederkan lagi), pembenihan ll (hasilnya untuk didederkan lagi), dan pembenihan lll (merupakan pendederan terakhir karena pemeliharaan setelah tahap ini adalah pembesaran). Jadi, walaupun benih yang ditebarkan berukuran l-3 cm, tetapi bila pemeliharaan yang dilakukan bertujuan untuk mencapai ukuran konsumsi (hasil panen berupa lele ukuran konsumsi) maka pemeliharaan itu disebut pembesaran.
1. Usaha pembenihan lele
Dalam usaha pembenihan, dikenal istilah pembenihan tahap I, pembenihan tahap ll, dan pembenihan tahap lll.
Usaha pembenihan tahap I
dilakukan mulai dari pemeliharaan calon induk (lele yang sudah dewasa) kemudian dikawinkan.Telur yang dihasilkan ditetaskan di kolam ipukan (kolam pendederan) sampai benih berumur 12-15 haridengan ukuran panjang badan 2-3 cm. Benih sepertiinisudah dapat dijual. Dalam kegiatan pembenihan tahap ll, benih dari usaha pembenihan I (umur 12-15 hari, panjang 2-3 cm)dipelihara lagioleh produsen benih tersebut atau oleh petani lain. Benih tersebut dipelihara dalam kolam pemeliharaan benih selama 21-30 hari (3-4 minggu) sampai ukuran panjang badannya mencapai 5-6 cm. Benih ukuran ini dapat dijual atau dipelihara lebih lanjut.
Benih dari usaha pembenihan ll
(umur 35-45 hari, panjang 5-6 cm) dipelihara lagi dalam usaha pembenihan tahap lll selama 30 hari hingga ukuran panjangnya mencapai 10-'15 cm dan berat 40-50 g per ekor. Benih besar ini disebut "gelondongan". Selanjutnya benih gelondongan itu dipelihara dalam kolam pembesaran dengan lama pemeliharaan 45-60 hari hingga ikan menjadi ukuran konsumsi yang beratnya 125-150 g per ekor. Semakin besar ukuran benih, semakin tahan terhadap penyakit sehingga jarang ada yang mati dalam pemeliharaan. Dengan demikian, tingkat mortalitasnya makin rendah.
2. Usaha pembesaran lele
Dalam usaha pembesaran, benih dari berbagai ukuran dipelihara hingga menjadi lele ukuran konsumsi. jangka waktu pembesaran tergantung dari ukuran benih waktu mulai dipelihara. Ada yang memulai dari ukuran ada pula yang memeliharanya mulai dari benih berukuran 3-5 cm, 6-8 cm, atau dari gelondongan ukuran 10-15 cm. Jangka waktu pemeliharaan berbeda-beda, tergantung pada ukuran/berat ikan konsumsi yang akan dipanen.
Lahan untuk Budi Daya
Lele dapat dibudidayakan di kolam pekarangan, di sawah, dan di kolam dengan sistem longyam. Ada beberapa sistem budidaya perairan yang juga berkembang di lndonesia, misalnya keramba jaring apung (kejapung, UA) yang berada di danau atau rawa dan keramba dasar yang dibuat dari bambu kemudian ditenggelamkan di dasar saluran/selokan. Namun, masyarakat kurang berminat memelihara lele dalam keramba karena sistem budi daya tersebut masing-masing mempunyai kelemahan. Sebagai contoh, keramba dasar yang dipasang di dasar saluran, seperti di kota Cianjur dan sekitarnya, menyebabkan ikan/lele yang dipelihara di dalamnya berbau lumpur yang sulit dihilangkan. Pemeliharaan lele di KJA juga kurang disukai karena biaya produkinya relatif mahal, sedangkan harga jual lele relatif murah. Apalagi ditambah dengan pengaruh biaya pakan yang cukup tinggi.terkecil,
0 komentar:
Posting Komentar