Ketersediaan pakan hijauan keberadaanya sangat penting dalam menunjang keberhasilan beternak kambing etawa. Banyak literatur yang sudah menjelaskan jenis-jenis hijauan apa saja yang bisa dimanfaatkan sebagai pakan kambing baik yang berasal dari rumput-rumputan maupun leguminosa.


E F I memilih dan membudidayakan hijauan yang memiliki kandungan nutrisi yang sangat baik dan produktivitasnya tinggi, sebagai pakan hijauan yang diberikan baik untuk jenis kambing unggul maupun kambing perah. Berikut adalah hijauan yang kami budidayakan :
http://tipspetani.blogspot.com/2015/04/pakan-ternak-kambing-yang-baik.html

1. Daun Singkong (Manihot esculenta Crantz) : Daun singkong yang dimanfaatkan bisa berasal dari berbagai varietas singkong budidaya ataupun dari singkong karet, keduanya sangat mudah untuk dibudidayakan, hanya dengan menanam batangnya saja pada saat musim hujan mayoritas dapat tumbuh dengan baik.

Hasil penelitian Ravindran (1991) menunjukkan bahwa daun singkong mempunyai kandungan protein yang tinggi yaitu berkisar antara 16.7−39.9% bahan kering dan hampir 85% dari fraksi protein kasar merupakan protein murni, sedangkan bagian kulit dan onggok memiliki kandungan pati yang cukup tinggi, sehingga dapat dijadikan sebagai sumber energi. Liem et al. (1997) melaporkan dari 2.5−3 ton/ha hasil samping tanaman singkong dapat menghasilkan tepung daun singkong sebanyak 600−800 kg/ha. Lebih lanjut dijelaskan pemakaian tepung daun singkong dalam formulasi ransum dapat dijadikan sebagai sumber protein dan konsentrat pada kambing dan sapi perah (Khang et al. 2000).

Wanapat dan Knampa (2006) melaporkan hay daun singkong dapat menggantikan pemakaian bungkil kedelai pada sapi perah di daerah tropik. Selain berfungsi sebagai sumber protein, daun singkong juga berperan sebagai anti cacing (anthelmintic) dan kandungan taninnya berpotensi meningkatkan daya tahan saluran pencernaan ternak terhadap mikroorganisme parasit. Ensilase merupakan salah satu cara pengawetan daun singkong sebagai pakan ternak (Hang 1998) dan efektif menurunkan kandungan sianida (HCN) pada ubi kayu setelah 3 bulan ensilase yaitu dari 289 mg/kg menjadi 20.1 mg/kg (Kavana et al. 2005).

Banyak peternak yang ragu dalam menggunakan daun singkong sebagai pakan kambing mengingat adanya kandungan sianida yang identik dengan racun. Selama ini tidak pernah ada kasus kerancunan di kandang EFI, caranya simple daun singkong sebelum diberikan terlebih dahulu dijemur/dilayukan atau didiamkan satu malam kemudian keesokan harinya diberikan.

http://tipspetani.blogspot.com/2015/04/pakan-ternak-kambing-yang-baik.html

2. Gamal (Gliricidia Sepium) : Banyak penamaan berbeda di banyak daerah untuk gliricidia ini sbb: Gamal (Indonesia), Lirikside, liriksidia, Wit Sepiung (Jateng), Johar Gembiro Loka (DIY). Jawa Timur: Kelorwono, Joharlimo, Johar Bogor. Sunda: Cebreng, Cepbyer (Jabar), Kalikiria (Ciamis), Angrum (Garut).

Gliricidia kaya akan protein (23% CP) dan kalsium (1,2%). Kandungan seratnya tinggi (45% NDF) yang membuatnya sangat bagus sebagai sumber hijauan untuk ternak ruminansia. Permasalahan pada ternak hanya sebatas palatabilitasnya (kesukaan) saja, mengingat gamal ini memiliki bau menyengat, untuk mengatasinya sebelum diberikan sebaiknya dijemur atau dilayukan dan untuk membiasakan berikan pada saat ternak dalam kondisi lapar.

Budidaya gliricidia bisa dilakukan dengan penanam biji polong yang sudah tua ataupun dengan penanaman stek dari batangnya. Pemotongan pertama pohon gamal dianjurkan setelah tanaman berumur 1 tahun. Selang waktu atau interval pemotongan selanjutnya setiap 3 bulan sekali. Rata-rata produksi hijauan segar berkisar 2-5 kg per potong per pohon.

Sistem pemangkasan dua kali selama musim hujan dan dua kali selama musim kering dapat mengurangi peranggasan daun gamal sehingga gamal akan tetap menghijau sepanjang tahun (Nitis et al., 1991).

http://tipspetani.blogspot.com/2015/04/pakan-ternak-kambing-yang-baik.html

3. Turi (Sesbania Grandiflora)
Salah satu kendala penggunaan daun turi sebagai pakan ternak adalah rendahnya produksi biomass dan tidak tahan terhadap pemangkasan. produksi daun turi pada musim kemarau (1,7 kg/pohon/3-4 bulan) dan musim hujan (4,1 kg/pohon/2-3 bulan). Akan tetapi, turi relatif tahan terhadap kekeringan sehingga sangat bermanfaat sebagai sumber pakan kambing pada musim kemarau. Pada musim kemarau, dimana rumput sangat sulit didapatkan, turi masih tumbuh subur dan berproduksi dengan baik. Pemetikan daun turi tidak dilakukan secara total, namun dipetik sebagian besar daunnya dan menyisakan daun pada pucuknya agar pohon turi tidak mati.Turi seperti halnya gliricidia dapat dibudidayakan melalui biji dan ada juga jenis turi yang dapat dibudidayakan dari stek batangnya.

Untuk meningkatkan efisiensi penggunaannya, daun turi sebaiknya diberikan pada saat kebutuhan zat-zat makanan meningkat secara drastis, terutama pada akhir kebuntingan, awal laktasi dan cempe pada mas pertumbuhan. Hal ini dimaksudkan agar angka kematian anak dapat dicegah dan pertumbuhan anak lebih cepat.

http://tipspetani.blogspot.com/2015/04/pakan-ternak-kambing-yang-baik.html

4. Kaliandra (calliandra calothrysus)
Kaliandra digunakan secara luas untuk pakan ternak karena : daun, bunga, tangkai mempunyai kandungan protein cukup tinggi 20-25%, serta cepat tumbuh dan kemampuan bertunas tinggi setelah pemangkasan. Kaliandra dapat dibudidayakan melalui biji atau mengambil anakannya yang sudah berkar dari alam bebas kemudian ditanam di lahan yang sudah disediakan.

Pemanfaatan kaliandra sebagai hijauan pakan ruminansia telah memperlihatkan pengaruh yang menguntungkan tidak hanya performans produksi tetapi performans reproduksi ternak juga meningkat. Baik ternak ruminansia kecil maupun yang besar tidak memperlihatkan suatu masalah bila disuplementasi dengan kaliandra segar atau dalam bentuk silase tetapi tidak boleh dalam bentuk kering. Kaliandra dapat diberikan sendiri atau dalam campuran dengan legum lain yang tidak mengandung tanin untuk mensuplementasi ternak yang diberi rumput. Tambahan sumber energi sangat bermanfaat untuk meningkatkan performans produksi ternak.
Permasalahan kaliandra sebagai pakan ternak adalah kadar tannin yang tinggi sehingga mempunyai tingkat kecernaan yang rendah (30-60%).

Sistim “cofeeding” adalah cara pemberian pakan campuran antara legum yang mengandung kadar tannin tinggi seperti kaliandra dengan legum yang tidak mengandung tanin seperti gamal (gliricidia sepium) atau turi (sesbania grandifora). Tujuannya untuk mencegah sebagian dari protein terlarut dalam gamal agar tidak dipecah di dalam rumen yaitu dengan mengikatkannya pada tanin kaliandra. Kemudian diharapkan ikatan tanin-protein dapat pecah dalam pH abomasum yang rendah sehingga protein daun dapat langsung dimanfaatkan oleh ternak itu sendiri.

Namun demikian tidak perlu dikhawatirkan mengingat Kambing dilaporkan mempunyai kemampuan mencerna tannin karena memiliki enzim tannase pada mukosa ruminal (Begovic et al., 1978).

http://tipspetani.blogspot.com/2015/04/pakan-ternak-kambing-yang-baik.html

5. Rumput Taiwan: Ukurannya cukup besar , dapat mencapai 4 -5 meter. Bibit rumput jenis ini kami peroleh dari BIB Lembang. Ciri-cirinya : batangnya lunak, daun lebar berbulu lembut, tingkat nutrisi cukup baik, dan pada batang muda pangkal batangnya bawah yang dekat ke tanah berwarna kemerah merahan. Produktivitas tinggi, bisa mencapai 300 ton / hektar per tahun dengan kondisi pemupukan dan pemeliharaan optimal, produksi per rumpun bisa lebih dari 7 kilogram (basah) per panen.

Jenis rumput dan leguminosa tersebut di atas bisa diberikan dalam bentuk segar, atau bisa juga diolah menjadi silase dan hay apabila kondisinya berlimpah pada saat musim penghujan.

Semoga bermanfaat





0 komentar:

Posting Komentar

 
Top